LABS SCHOOL RUMAH CITTA
KB, TK, PRA SD & TPA EDUKATIF
Merupakan model PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang mengupayakan pendidikan yang berpusat pada anak, inklusif, menghargai keadilan gender, menghargai lingkungan, dan kearifan lokal. LabSchool Rumah Citta dibuka sejak tahun 2003, di bawah naungan lembaga ECCD – RC Yogyakarta.
Keunikan dari LabSchool Rumah Citta:
Kurikulum dikembangkan secara mandiri dengan memperhatikan kebutuhan, keunikan, dan perkembangan anak. Anak diberi kesempatan untuk banyak bergerak dan bereksplorasi, menentukan pilihan dan menemukan sendiri. Anak diajak untuk lebih siap dengan kemajemukan sosial, budaya, ekonomi, dan agama yang ada di sekitarnya.
Metode pendampingan dengan mengangkat keberpusatan pada anak. Untuk itu penentuan tema, kegiatan, dan proyek kelas berangkat dari ide anak-anak. Sejak usia dini anak distimulasi untuk berani mengemukakan ide, gagasan dan pemikiran, berdemokrasi, bahkan menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini, edukator berperan sebagai fasilitator.
Salah satu kekhasan KURUCI® (Kurikulum Rumah Citta) adalah metode bermain & belajar dengan 5 area, yaitu:
- Area Seni & Kerajinan (Art & Craft)
- Area Sains
- Area Persiapan Calistung (Baca, Tulis, Hitung)
- Area Motorik
- Area Main Peran
Layanan
Sebagai sekolah inklusi, Lab School Rumah Citta menerima anak didik usia 2-7 tahun dari beragam latar belakang agama, budaya, kewarganegaraan, kekhususan (ABK), dan kondisi sosial ekonomi.
Pengelola Lab School Rumah Citta
F. Ana Rukma Dewi
Kepala Sekolah
Sekolah bukan untuk menjadikan anak pintar. Sekolah untuk membuat anak senang belajar.
Neni Susilowati
Wakil Kepala Sekolah
Anak bisa mengungkapkan pendapatnya.
Edukator
Lilis Rahmawati
Anak-anak memenuhi rasa ingin tahunya dengan bermain, bersosialisasi, maupun praktek langsung.
Tya Nur Setyaningsih
Anak-anak Rumah Citta saling menyayangi teman meski berbeda.
Florentina Windrasanti
Anak Rumah Citta terbiasa bermain tanpa membeda-bedakan gender.
Hardyansah Yoga P.
Anak boleh berekspresi, menyampaikan ide dan pendapatnya.
Ninik Hernisa
Anak belajar dari dongeng. Dan dongeng, menyampaikan pesan moral tanpa harus dikatakan secara eksplisit.
Bayu Gilang Nugroho
Anak-anak yang bahagia, tumbuh dan berkembang di dunia yang memenuhi hak-haknya.
Bimo Haryo Meisatyo Y.
... mengajak anak untuk sayang hewan dan sayang lingkungan.
Bondan Sangaji Sugita
... ingin teman-teman kecil menjadi pribadi yang bertanggung jawab dalam segala hal, dan menghargai nilai keberagaman.
B. S. Svastiningrum
Semua anak berhak mendapat pendidikan terbaik.
Dibya Ratno Pama
Anak Rumah Citta belajar membangun kesepakatan bersama.
Utin Supartin
Tidak ada teman ABK. Yang ada, teman yang masih perlu dibantu.
Juvenalia Tiara Yovini
Sesederhana apapun karya anak, berhak dihargai. Penghargaan kita akan menambah kepercayaan dirinya.
Dienera Ayu Kumara
Kreativitas anak seringkali sangat menakjubkan. Mereka hanya perlu diberi ruang untuk mengekspresikannya.
Lusia Suryani
Anak yang didengarkan pendapatnya tumbuh menjadi anak yang percaya diri.