Suatu siang Pak Purwo mencuci piring di dapur. Anaknya yang bersia 3 tahun ikut membantu mencuci piring? Boleh jadi yang kita bayangkan adalah akan banyak piring dan gelas yang pecah, air terciprat kemana-mana, sabun cuci cepat habis, dst. Pada lain kesempatan, anak ingin ikut membantu orang tua membersihkan rumah, apa yang biasanya terjadi? Bukannya menjadi bersih, rumah menjadi tambah kotor dan harus kerja dua kali untuk membersihkannya. Akhirnya orangtua marah-marah dan anak diminta pergi jauh-jauh supaya tidak mengganggu. Sebenarnya boleh dan bisa ngga sih, anak umur segitu bantu-bantu? Bukankah itu pekerjaan orangtua?
Sebenarnya, kalau anak mau ‘membantu’, dia sama sekali tidak bermaksud memberatkan pekerjaan orangtua. Pada dasarnya, anak memiliki ketertarikan dengan berbagai hal yang dilakukan orangtua. Dan kalau sudah tertarik, anak lalu ingin mencoba. Ketertarikan dan keinginan untuk mencoba ini tentu alamiah dan menunjukkan bahwa anak kita adalah anak yang sehat dan berkembang baik. Justru orangtua perlu khawatir jika anak tidak pernah tertarik dengan yang dilakukan orangtua. Pasti ada sesuatu yang mengganggu sehingga anak tidak tertarik. Apa sih gunanya anak melakukan berbagai kegiatan atau pekerjaan rumah sederhana? Ketika anak mendapat kesempatan untuk melakukan atau mencoba melakukan berbagai pekerjaan rumah, anak belajar mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah, kepercayaan diri, dan kebiasaan mau menolong.
Keterampilan menyelesaikan masalah. Ketika anak mendapat kesempatan mencoba mengerjakan suatu kegiatan, itu berarti anak sedang belajar menyelesaikan pekerjaan dan masalah sampai selesai. Ketika dalam mencoba anak menemukan kesulitan, ia belajar mengatasi kesulitan itu.
Percaya diri. Saat anak berhasil menyelesaikan masalah dan kegiatannya, anak menjadi senang dan semakin yakin akan kemampuan dirinya. Hal ini semakin meningkatkan kepercayaan diri anak sehingga ia terus mau mencoba.
Kebiasaan mau menolong. Anak yang telah terbiasa melakukan pekerjaan rumah sederhana tanpa diminta mengembangkan kebiasaan mau menolong. Kalau anak sudah memiliki kebiasaan mau menolong, tentu orang tua tidak perlu terlalu sulit meminta anak membantu dirumah sampai ia dewasa.
Diatas telah diungkapkan manfaat melibatkan anak mengerjakan pekerjaan harian. Lalu, bagaimana orangtua mendukung keterlibatan ini dan tetap dapat menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dengan baik? Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua, yaitu:
- Beri kesempatan pada anak untuk mencoba. Kalau anak tidak pernah diijinkan mencoba, bagaimana ia dapat melakukannya dengan baik? Maka, beri kesempatan sesering mungkin pada anak agar ia semakin mampu dan terbiasa.
- Bicarakan aturan mainnya (mengenai keamanan, apa saja yang boleh dilakukan, dsb). Lagi-lagi betapa pentingnya aturan main yang disepakati bersama anak. Hal ini perlu agar orangtua dan anak tahu apa yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak.
- Bantu anak menyelesaikan kegiatanya dengan cara yang sederhana dan tepat. Bagaimanapun anak memiliki keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Ngga ada salahnya memberitahukan cara bekerja yang sederhana dan membantu kesulitannya.
- Beri kegiatan sesuai kemampuan dan tidak membahayakan anak. Orang tua tentu memahami apa saja yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan anak. Semakin meningkat kemampuan anak, tingkatkan pila kesulitan pekerjaannya. Anak akan mendapat kepuasan jika berhasil meningkatkan kemampuannya.
- Beri pujian setelah anak berhasil ‘membantu’. Yang satu jangan dilupakan, anak akan tambah semanagt membantu jika mendapat pujian.
Hampir semua pekerjaan rumah dapat dilakukan bersama anak. Misalnya: menyiram tanaman, membuang sampah, merapikan tempat tidur, membersihkan rumah, dsb. Yang terpenting, sesuaikan dengan kemampuan anak dan tidak terlalu menuntut untuk rapih sebagaimana kalau orang dewasa yang melakukan.
Demitria Budiningrum (kepala sekolah Labschool Rumah Citta)
Harian Jogja, 22 Maret 2009