HomeArtikelTidak Mau Berteman Dengan Yang Lain Tidak Mau Berteman Dengan Yang LainBy Media Kampanye / November 24, 2011 December 16, 2019 / Artikel / Leave a Comment Tanya:Anak saya saat ini duduk di kelas TK B, umurnya 5 th. Dia sudah mulai senang nge gank dengan teman-temannya di sekolah. Repotnya dia nggak mau main dengan temannya yang tidak satu gank. Apakah ini wajar dan adakah resikonya? Ibu Ab, JogjaJawabIbu Ab yang baik,Salah satu tugas perkembangan seorang anak adalah bergaul dengan teman sebayanya. Pada usia 5 tahun, anak memasuki fase dimana mereka sudah mengenal bermain dengan aturan dan membuat kesepakatan. Dalam hubungan pertemanan dalam kelompok, pembuatan kesepakatan bersama kerap dilakukan, meskipun masih berupa kesepakatan-kesepakatan sederhana. Dan ini pulalah rupanya yang sedang terjadi pada buah hati ibu, yaitu sedang belajar untuk berinteraksi dengan teman dalam kelompok yang lebih kecil, membuat kesepakatan bersama dan kemudian membuat identitas bersama atau identitas kelompok. Jadi sebetulnya membuat kelompok pertemanan adalah hal yang wajar.Nah memang orang tua juga perlu ikut memantau perkembangan perilaku dan sikap anak dalam kelompok tersebut. Ada beberapa hal yang membuat adanya pertemanan dalam kelompok ini menjadi perlu diwaspadai, antara lain kalau adanya grup membuat anak menjadi tidak mau berinteraksi dengan anak yang lain. Selain itu hati-hati jika terdapat, persaingan yang tidak sehat antar grup yang kemudian mengarah ke permusuhan, saling menghina, saling menyakiti, dll. Grup juga perlu diwaspadi ketika terdapat kesepakatan untuk melakukan hal-hal buruk terhadap orang lain misalnya menyingkirkan satu teman, mengerjai guru (yang sayangnya contoh perbuatan yang seperti ini seringkali dimunculkan di tayangan televisi) dll.Pada buah hati ibu yang muncul adalah keengganan untuk berinteraksi dengan anak yang lain. Artinya anak hanya merasa aman untuk berinteraksi dengan temannya yang satu kelompok. Untuk ini ibu perlu mencari tahu, apa yang membuat anak enggan bermain dengan teman yang tidak satu kelompok. Hal ini bisa disebabkan oleh kekuatan ikatan masing-masing kelompok sehingga anak yang berbeda kelompok tidak bisa lagi berinteraksi dengan nyaman, atau bisa juga karena buah hati ibu mengalami masalah adaptasi, artinya dia hanya merasa diterima oleh teman yang satu kelompok, dan mengalami kekhawatiran untuk bergaul dengan anak lain. Jika yang terjadi adalah yang terakhir, berarti ibu perlu berdialog dengan buah hati ibu bahwa berkelompok itu boleh, tapi tetap harus berteman dan sayang dengan semua teman. Ibu bisa menggunakan buku cerita atau film untuk media mengenalkan anak pentingnya bergaul dan berbagi dengan banya orang.Ibu,Apabila ibu mengamati ternyata hal ini tidak hanya terjadi pada buah hati ibu,tapi juga terjadi dengan sebagian besar anak-anak di sekolah, saya kira baik jika ibu berkomunikasi dengan guru di sekolah untuk melakukan intervensi agar anak mendapatkan kembali semangat untuk bersosialisasi dengan banyak teman. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan membuat kegiatn bersama, kegiatn berkelompok dengan anggota acak, dan banyak-banyak melakukan pembiasaan dimana anak dikondisikan bisa bekerjasama dan berinteraksi dengan siapa saja.Demikian ibu Ab, semoga bermanfaatKonsultasi diasuh oleh Hasanah Safriyani, Psi. (direktur ECCD RC yogyakarta)