ide kegiatan main di rumah

Ber-Quality Time Bersama Anak Selama Pandemi COVID-19 (#dirumahaja)

Sebagian besar orang tua mungkin merasa bingung karena harus tetap bekerja dari rumah dan sekaligus mengurus anak-anak. Hal ini terjadi karena pemerintah menyarankan agar masyarakat membatasi kegiatan di luar rumah serta meliburkan sekolah akibat pandemi COVID-19. Belum lagi kekhawatiran orang tua mengenai kondisi keuangan yang memberikan dampak bagi keluarga disaat pandemi. Tidak hanya orang tua saja yang bisa merasa stres karena harus mengurus anak, anak pun merasa stres karena dilarang keluar dari rumah untuk bermain dan berkumpul bersama teman-temannya. 

Orang tua pun harus mengatur cara agar si anak tidak merasa bosan karena kondisi saat ini. Tetapi kalau dilihat dari sisi positifnya, sebenarnya saat pandemi ini orang tua justru memiliki lebih banyak waktu bersama anaknya. Kedekatan yang dijalin oleh orangtua kepada anak sejak dini juga akan berguna dalam pembentukan karakter anak-anak. Namun, anak tetap harus diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas harian secara mandiri, seperti belajar makan sendiri, mandi sendiri, ke toilet sendiri dan seterusnya. Situasi seperti ini menjadi kesempatan bagi orang tua untuk lebih dekat dan mengenal lebih jauh tentang anaknya.

Orang Tua Tidak Suka Bermain?

Pada saat diajak anak bermain, sebenarnya sebagian orang tua tidak terlalu menikmatinya. Bahkan beberapa mengaku tidak suka. Karena biasanya, orang tua tidak boleh mendominasi permainan dan harus membiarkan anak untuk memimpin. Permasalahannya adalah cara anak-anak bermain seringkali bukan cara orang tua ingin bermain. Anak-anak sering kali melakukan hal yang sama berulang-ulang. Tetapi begitulah cara mereka belajar, cara mereka melatih keterampilan sampai mereka melakukannya dengan benar. Anak-anak juga terkadang ingin mengatur peran orang tua mereka hanya demi kepentingan mereka. Misalnya saat anak mengajak untuk bermain peran, orang tua diminta untuk menjadi pasien yang sedang sakit di rumah sakit dan anak tersebut berperan menjadi dokternya. Orang tua diminta untuk ‘tiduran/pura-pura sakit’ lalu si anak memeriksa dengan menggunakan alat-alat kedokteran yang mereka punya.

Dalam beberapa kondisi tertentu, orang tua adalah pemimpin. Orang tua berpikir bahwa seharusnya merekalah yang mengatur dan memerintah anak. Akan tetapi dalam kondisi lain terutama dalam permainan, anaklah yang menjadi pemimpin yang akan mendikte kita sebagai orang tua. Begitulah mereka belajar dengan bermain peran. 

Menikmati momen, menjadi satu-satunya cara kita untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak disaat seperti ini. Contoh lain selain bermain peran, cobalah untuk menghabiskan waktu dengan tidur bersama sambil mengajak anak bercerita. Obrolan tersebut dapat dijadikan sarana untuk memberikan nasihat mengenai masalah yang dialami sehingga anak dapat melakukan sesuatu yang lebih baik di hari berikutnya.

Bagaimana Jika Orang Tua Tak Selalu Bisa Menemani Anak Bermain?

Rasa bersalah orang tua kadang muncul ketika mereka merasa tidak bisa menghabiskan waktu dengan anak-anak karena berbagai kesibukan. Orang tua ingin bermain dengan anak-anak, membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah, mendorong mereka, mendengarkan cerita-cerita mereka, dan lain-lain. 

Di sisi lain, orang tua juga perlu waktu untuk sendiri (metime) bersantai, mengobrol dengan teman, menonton acara TV favorit mereka, atau berbicara dengan pasangan. Lalu bisakah me-time dilakukan dengan kehadiran anak 24 jam di rumah?

Nah, barangkali pemikiran berikut bisa menjadi alternatif jawaban atas kedua masalah di atas. Bahwa adalah penting mengajari anak untuk bermain secara mandiri. Karena anak-anak terkadang bisa lebih kreatif ketika tidak ada orang dewasa di sekitarnya. Anak bisa belajar untuk menjelaskan permainan mereka kepada orang lain, mereka bisa asyik dengan imajinasi mereka dan juga mereka memiliki waktu yang tenang. Tanpa orang dewasa di sana untuk membantu atau memberi saran, anak-anak dapat bereksperimen dengan cara mereka sendiri dalam memecahkan suatu permasalahan dan mungkin untuk terus mencoba hal-hal yang berbeda, hal-hal yang baru, sampai mereka menemukan solusi yang tepat untuk masalahnya. Keuntungan lainnya, selama anak bermain mandiri, orang tua bisa mengambil jeda untuk istirahat, me-time, atau mengerjakan hal lain.

Bagaimana cara mengajari anak bermain mandiri? Orang tua bisa mencoba dengan memberi anak waktu bermain sendiri selama 10-30 menit (tergantung usia) setiap hari. Bersama anak, buat kesepakatan tentang tata cara bermainnya. Pastikan anak memahami apa yang tidak boleh mereka lakukan saat bermain sendiri. Misalnya, apakah mereka diizinkan menggunakan gunting atau lem atau mereka hanya diizinkan bermain di dalam rumah saja. Keterampilan bermain mandiri ini juga sangat penting dilatih karena anak-anak akan kembali ke sekolah ketika pandemi ini selesai. Orang tua pun akan kembali bekerja dengan jam kerja seperti semula, sehingga tidak selalu bisa menemani anak bermain.

Apalagi Selain Bermain?

Banyak cara quality time bersama anak selain bermain, contohnya memasak. Orang tua bisa mendorong mereka untuk bergabung di dapur. Memperkenalkan pada anak resep sehat yang tetap enak untuk dimakan. Misalnya, buah-buahan, jus sayur, atau membuat kue serta puding. Memperkenalkan kegiatan masak pada anak dapat memberikan dampak positif. Memasak membantu anak mengeksplor jenis makanan dan cita rasa. Dan anak-anak pun senang dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh orang tua. Ini akan membantu mereka untuk mempelajari hal-hal baru dan menambahkan pengetahuan mereka tentang banyak hal yang belum diketahui.

Contoh lain adalah menonton film. Dorong anak-anak untuk menontonnya bersama orang tua. Ini tidak hanya akan membuat anak-anak terhibur selama karantina, tetapi merupakan waktu yang tepat bagi orang tua untuk lebih mendekatkan diri secara emosional dengan sang anak. Cara lainnya lagi, melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga. Ini akan membantu mereka belajar keterampilan hidup dasar. Menyapu, membersihkan ruangan, membereskan mainan, atau melipat pakaian. Atau mungkin bisa dimulai dengan belajar cara merapikan tempat tidur mereka sendiri.

Kedekatan yang positif yang sudah terbangun sejak dini akan membuat orang tua semakin peka merespons kebutuhan emosional anak, sehingga anak pada akhirnya merasa dimengerti dan dihargai. Kedekatan anak dengan orangtua juga merupakan dasar yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Barangkali dengan memaknai ulang kegiatan bersama anak ini, orang tua jadi bisa mengambil manfaat dari situasi pandemi kaitannya dengan menciptakan waktu dan hubungan yang berkualitas bersama anak. (Bernadheta Fridayanti)

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *