Yth. Ibu Elga,
Anak kami usianya sudah 2,5 tahun tapi masih mengompol. Sebenarnya dia sudah bisa bilang ‘’pipis’’ dan tahu pipis harus dikamar mandi. Kami orang tuanya memang pernah memarahi, bahkan memukul waktu dia ngompol tapi tidak berpengaruh. Bagaimana caranya mengajari anak agar tidak mengompol? Umur berapa harusnya anak tidak mengompol lagi? Apa ada pengaruhnya juga karena anak saya kadang saya beri diaper kadang tidak?
Ibu Resti di Gedong Kuning
Yth Ibu Resti,
Seperti halnya merangkak, berjalan atau bicara, keberhasilan anak untuk tidak mengompol bergantung pada kesiapan anak masing-masing, sehingga tidak ada deadline usia yang perti. Kesiapan anak didukung toilet training yang konsisten akan membantu anak untuk berhenti mengompol. Beberapa tanda anak siap dengan toilet traning antara lain kesiapan fisiologis, misal: tidak ngompol dalam waktu yang cukup lama 1-2 jam, menunjukkan kemampuan ‘menahan’ keteraturan misal: ngompol di waktu-waktu tertentu (bangun tidur, habis makan, habis minum susu, dan lain-lain), dan menguasahi keterampilan sederhana, misal: menurunkan dan menarik celana.
Jika anak sudah bersekolah maka orangtua perlu menerapkan strategi yang sama dirumah dan sekolah. Mengingatkan anak untuk kebutuhannya ‘’adik mau pipis?”’ terutama jam-jam yang menjadi polanya mengompol. Sebaiknya memang konsisten tidak memakai diaper bila memang anaknya sudah bisa bilang ‘’pipis’’. Awalnya memang sulit dan akan banyak terjadi ‘kecelakaan ngompol’ tapi nantinya akan berhasil. Hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua adalah kekerasan dengan memarahi dan memukul bisa menimbulkan kecemasan pada anak. Kondisi cemas justru akan semakin memperparah ngompolnya anak.
Hindari mengejek atau menghukum anak bila mengompol. Hal ini untuk memberi rasa aman bagi anak yang penting bagi keberhasilan untuk tidak mengompol. Hargai setiap kali anak berhasil tidak mengompol , sebaliknya tidak terlalu terbebani bila anak sesekali masih mengompol. Anak bisa diajak membuat kesepakatan bersama tentang konsekuensi bila ia mengompol, misal: ikut membantu mengepel lantai, meletakkan sendiri celana keember, dan sebagianya.
Salam,
Elga Andriana, M.Ed
Konsultan Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini ECCD-RC
Harian Jogja, 16 Agustus 2009