Diasuh oleh: Elga Andriana
Tanya:
Anak saya usianya 5 tahun, suka sekali jajan, tapi jajannya jajan mainan. Mainan yang dibeli mainan murah-murah dan kecil-kecil yang cepat rusak. Mainan menumpuk di rumah dan kondisinya rusak-rusak. Setiap kali kami pergi dan anak melihat mainan pasti minta. Jika tidak dituruti pasti menangis atau mengamuk. Saya dan suami terpaksa menuruti. Kadang kalau kami kesal kami cubit atau bentak dan sepertinya sekarang semakin susah saja menasehati dia. Bagaimana ya mengatasinya?
Jawab:
Perilaku anak yang tidak kita inginkan justru menguat salah satunya karena respon orangtua. Misalnya: anak ingin menginginkan sesuatu tapi tidak diberikan anak menangis-orangtua memberi. Bila kejadian ini berlangsung terus-menerus anak bisa membaca ‘pola’ ini dan ‘mengontrol’ orangtua dengan tangisannya. Untuk itu dibutuhkan perlakuan orangtua yang konsisten sehingga anak mengerti bahwa pada saat tertentu memang tidak ada gunanya menangis.
Hukuman fisik dan verbal tidak akan membantu akan anak mengelola emosi. Sebaliknya, kekerasan menimbulkan kecemasan atau kemarahan yang justru menutup kemungkinan bagi anak untuk merasa, berpikir, dan berkomunikasi. Keterampilan emosi juga erat dengan keterampilan, sosial, meliputi kemampuan untuk mengenali apa yang dirasakan, mengatakan apa yang dirasakan, mengatakan apa yang diinginkan, dan bernegosiasi dengan orang lain. Semua itu bertumpu pada bagiamana kita mengajak anak untuk membicarakan apa yang sedang terjadi.
Bila situasi tidak memungkinkan terjadi komunikasi, misal karena anak menangis dan orangtua merasa marah, sebaliknya tunggu hingga keduanya siap. Jangan lupa buat kesepakatan tentang frekuensi pembelian mainan, jenisnya, harganya, dan waktu membelinya. Kalau ia melanggar kesepakatan beri konsekuensi dimana anak kehilangan sesuatu yang berharga baginya. Berdialog dengan anak memang butuh waktu lama agar anak terbiasa. Anak terkadang keras kepala dan mengikuti kemauan sendiri. Hal ini dapat dimaklumi, mereka ingin menunjukkan control atas dirinya. Kadang anak memerlukan waktu untuk melihat bahwa keputusan yang diambilnya kurang tepat dan untuk itu ia harus merasakan konsekuensi yang tidak menyenangkan. Anak akan belajar dari pengalaman kita.
Harian Jogja, 24 Agustus 2023