Oleh Elga Andriana
Tanya:
Anaj saya laki-laki usianya 6 tahun. Menurut saya, anak saya sangat pasif dan jarang mau bicara. Saya sendiri ibu yang bisa dibilang sangat cerewet, tapi mengapa anak saya tidak banyak ngomong ya. Anak saya juga kalau mengerjakan apa-apa harus disuruh dulu. Dulu memang pernah ada peristiwa dia saya kurung dikamar dan saya tinggal pergi karena dia tidak penurut. Apakah itu yang menjadi penyebab diamnya?
Ibu Ira – Godean
Jawab:
Cara anak belajar untuk aktif berbicara memang salah satunya melihat model orangtua sehari-hari. Namun, kira juga perlu berhati-hati dan refleksi apakah car akita berkomunikasi sehari-hari justru mendominasi, sehingga anak dalam posisi yang selalu mendengar dan menurut. Usahakan berkomunikasi yang mengundang partisipasi anak, misalnya: memberikan kesempatan anaka untuk memilih, menanyakan pendapat anak, memintanya menceritakan pengalamannya. Posisikan kita sebagai pendengar yang aktif dan menghargai keputusan dan ucapan anak dengan nyata.
Tunjukkan juga kalau kita sungguh-sungguh tertarik dengan pembicaraannya. Tentang kepasifannya, ibu bisa membantu anak untuk membuat rencana kegiatan harian. Jadi anak punya pijakan tentang apa saja yang harus dilakukan hari ini. Ibu bisa mengambil peran untuk mengingatkan saja bila anak lupa. Peristiwa yang ibu ceritakan bisa saja merupakan trauma bagi anak. Untuk mengetahuinya, ajak anak membicarakan peristiwa itu, kenali dan tanyakan perasaannya. Bila memang anak sedih dengan peristiwa itu, meminta maaf bisa jadi cara yang efektif untuk menyembuhkan luka hatinya. Harian Jogja, 7 September 2008