Berlebaran a la Palembang

Hari ini ada yang berbeda di Rumah Citta. Kita tidak bermain di kelas tetapi di masjid Al-Huda. Wah asyik! Teman-teman ada yang menggunakan baju muslim. Yang perempuan terlihat cantik memakai jilbab. Yang laki-laki terlihat gagah memakai peci.

Kenapa ya kita bermain di masjid dan beberapa mengenakan baju muslim. Aha kita akan merayakan Lebaran bersama-sama. Sebelum itu, kita taruh tas dulu di dalam masjid.

Mbak Santi mengajak kita bermain di bawah pohon sawo yang rindang. Kita berpegangan tangan sembari membuat lingkaran yang besar. Bermain bola menggelinding membuat perut merasa lapar.

Saatnya makan bekal. Ada yang istimewa hari ini, kita juga makan otak-otak yang dibungkus daun pisang. Rasanya enak sekali.

Terlihat di ujung, Gendhis memakai baju yang penuh dengan aksesoris. Apa ya itu. Rupanya itu adalah baju adat Palembang. Kali ini, kita akan merasakan lebaran a la Palembang.

Otak-otak yang kita makan juga makanan khas Palembang looh. Bunda Gendhis (Ibu Liring) menunjukkan foto sebuah jembatan yang sangat terkenal di Palembang yaitu Jembatan Ampera. Selain itu, juga menunjukkan foto rumah kakek dan nenek Gendhis di Palembang yang bentuknya seperti rumah panggung (tinggi). Selanjutnya, Bunda Gendhis menceritakan bagaimana lebaran di Palembang. Sama tidak ya dengan berlebaran di Jogja?

Kalau di Palembang, biasanya orang-orang akan salat Ied di Jembatan Ampera. Selesai salat, orang ramai-ramai melakukan ziarah kubur kemudian mengunjungi sanak saudara.

Yang biasanya disajikan pada saat Lebaran adalah makanan khas Palembang. Seperti pempek panggang dari ikan belida, otak-otak, ketan srikaya dan kue 8 jam. Melihat pempek membuat perut lapar lagi!

Setelah bercerita tentang makan, kita diajak Bunda Gendhis untuk menari. Namanya tari Tanggai khas Palembang. Agak susah juga ya tariannya tetapi senang, senang, senang.

Tidak lengkap Lebaran tanpa bermaaf-maafan. Kita mulai berkeliling untuk meminta maaf kepada teman-teman dan teman dewasa. Mohon maaf ya teman-teman.

Sebelum pulang kita juga berkeliling masjid, melihat bagian dalam masjid. Kesepakatan saat berkeliling adalah suara pelan dan jalan saja. Ternyata saat berdoa, laki laki dan perempuan terpisah duduknya. Lebaran a la Palembang hari ini sangatlah menyenangkan. Selamat Lebaran semua! Mari kita hargai keberagaman di depan kita.

(MY/TMK)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *