Oleh Yoza Veronika (Edukator Sekolah Rumah Citta)
Mama…adik mau boneka itu! Pokoknya harus beli…! Teriak seorang anak di salah satu pusat perbelanjaan.
Teriakan ini tidak hanya sekali tapi berkali-kali sampai si ibu kesal lalu balas berteriak dan mengajak anak dengan paksa pergi dari tempat itu. Tidak mudah memang menghadapi anak dengan perilaku demikian, apalagi jika perilaku ini terbawa saat anak berada ditempat umum atau diluar rumah. Antara malu, marah dan sedih campur semuanya, kuncinya sabar dan jangan ikut kepancing emosi karena emosi atau reaksi yang berlebihan seperti marah, ikut berteriak hanya semakin menguatkan perilaku anak yang tidak baik. Kuncinya sabar dan tenang…berikut uraian lengkapnya, semoga bermanfaat.
Kenapa yak kok anak suka berteriak??
Anak yang suka berteriak antara lain disebabkan karena:
- Anak terbiasa melihat orang dewasa di sekitarnya berteriak ketika berbicara. Anak usia dini mudah sekali menirukan perilaku orang lain sehingga ketika itu menjadi kebiasaan orang-orang di sekelilingnya makan dia pun akan menirukannya. Tidak ada salahnya orangtua juga introspeksi diri mulai mengubah perilaku tersebut.
- Ketika anak berteriak, biasanya orangtua akan segera mendekatinya supaya teriakannya tidak semakin heboh. Jika itu terjadi, maka anak akan selalu berteriak untuk mendapatkan perhatian orangtua.
- Ketika menyelesaikan permasalahan termasuk memarahi anak, biasanya dilakukan orang dewasa dengan cara emosional termasuk berteriak-teriak. Anak akan belajar menyelesaikan masalah dengan cara emosional.
- Anak tidak terbiasa melampiaskan emosinya secara positif, sehingga ketika menghadapi masalah,anak akan memilih untuk berteriak melampiaskan emosinya.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk membantu anaknya mengurangi atau bahkan menghilangkan kebiasaan buruk tersebut?
Orang tua dapar melakukan beberapa hal, antara lain:
- Berikan pengertian ke anak bahwa tanpa dia berteriakpun, orangtua akan memberi perhatian kepada mereka.
- Abaikan jika anak berteriak kepada kita, sebaliknya ketika anak berbicara pelan, perhatikan. Ini akan menyadarkan anak bahwa kita hanya akan memberikan tanggapan atau perhatian ketika dia berbicara pelan-pelan sehingga anak akan mengubah kebiasaan berteriak dengan sendirinya.
- Biasakan berkomunikasi dengan siapapun termasuk dengan anak dengan suara yang pelan.
- Hindari memarahi anak dengan berteriak, dekati anak dan bicaralah secara perlahan. Anakpun akan belajar menyelesaikan masalah dengan cara seperti itu.
- Berikan pujian ketika anak berhasil berbicara pelan. Anak akan merasa senang dan menjadikannya kebiasaan. Pujian yang diberikan sebaiknya tidak terlalu berlebihan.
- Mintalah dukungan dari orang-orang dewasa yang tinggal serumah dengan kita. Kesepakatan antar orang dewasa sangat diperlukan.
Berbagai cara perlu kita coba lakukan karena anak adalah unik sehingga pendekatan yang kita lakukan pada mereka tentunya tidak sama. Sebagai orangtua kita dituntut untuk jeli dan peka terhadap kebutuhan anak. Nah, selamat mencoba dan jangan pernah putus asa.
Harian Jogja, 10 Mei 2009