Pendidikan seks untuk anak usia dini

Ditulis oleh Herlita Jayadianti (Koordinator Divisi Media dan Kampanye ECCD-RC Jogja)

Dari Harian Jogja, Edisi : minggu pahing 26 oktober 2008

“Wah… wah saya bingung nih dengan pertanyaan anak saya.

Hari ini tanya darimana datangnya adik bayi…

Besok tanya lagi kenapa kakak punya penis, kenapa adik punya vagina

Lain waktu tanya kenapa ibu bisa hamil…

Adik keluar lewat mana? Dst… dst …

Dari pada bingung saya jawab aja sekenanya… abis malu … tabu ah bicariin seks kea nak…”

Kenapa anak usia dini suka bertanya soal seks?

Anak-anak usia pra-sekolah 3-6 tahun memang suka bertanya seputar seks. Karena pada usia ini anak masuk pada phase pahlik setelah sebelumnya berada pada fase oral dan anal.

Pada phase ini anak mulai mengetahui perbedaan seks antara lelaki dan Perempuan. Cirinya, mereka suka memainkan alat kelaminnya dan mulai bertanya soal seks, seperti pertanyaan-pertanyaan diatas tadi.

Meskipun sudah tahu perbedaan jenis kelamin laki dan Perempuan, tapi pada dasanya mereka belum mengerti atas perbedaan tersebut. Nah, tugas orangtua untuk memberikan pengertian.

“Sudah sewajarnya, orang tua memberikan Pendidikan seks sejak dini kepada anak-anak. Bisa diawali dengan perbedaan yang ada.” Misalnya Perempuan punya payudara, vulva, vagina, dan Rahim. Laki-laki punya penis dan testikel. Lalu fungsnya untuk apa.

Biasanya pertanyaan yang sering muncul adalah umum dan terpusat pada perbedaan anatomi tubuh, kehamilan, dan kelahiran. Enggak usah khawatir ini normal kok soalnya anak-anak usia ini mulai mengenali seksualitasnya disamping mereka juga sudah lebih sadar akan lingkungan sekitarnya. Namun mereka ingin lebih tahu dengan cara bertanya.

Apa yang harus disiapkan orangtua agar Pendidikan seks yang diberikan efektif?

  • Jawab pertanyaan anak dengan jujur

Jika kita tidak bisa menjawab atau merasa sulit untuk menjelaskan pada anak, tak ada salahnya berterus terang. Katakan saja kita belum tahu jawabannya dan akan mencari dibuku. Beri tahu juga kapan kita baru bisa memberikan jawabannya, dengan konsekuensi harus ditepati. Ini lebih baik daripada asal menjawab. Anak pun akan menghargai kejujuran orangtuanya.

  • Bahasa yang mudah dipahami anak

Penjelasan tak usah mendalam Sepintas saja. Paling tidak, anak pernah mendengar itu. Ketika ada pertanyaan “darimana asalnya bayi?”, orang dewasa dapat menjawab bahwa bayi tumbuh di dalam perut ibu sampai bayi siap dilahirkan. Tidak perlu dijelaskan dari suklus menstruasi sampai pembuahannya.

  • Tidak membedakan

Informasi yang kita berikan harus equal atau seimbang antara anak laki-laki dan Perempuan.

  • Gunakan istilah yang sebenarnya

Yang tak kalah penting ialah gunakan nama atau istilah yang benar. Misalnya penis untuk Alamat kelamin lelaki, bukan “burung”. Atau vagina untuk Alamat kelamin Wanita.

  • Tidak menertawakan

Anak-anak penting untuk mendapatkan rasa nyaman ketika bertanya atau berbicara seputar seks dan perkembangan seksual mereka. Pembicaraan seputar seks bukanlah sesuatu yang lucu terlebih lagi karena yang bertanya anak-anak.

  • Tidak menghindar

Jangan pernah menghindar dari pertanyaan anak. Ingat, anak kecil akan selalu berusaha mencari jawab atas rasa ingin tahunya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *