Herlita Jayadiyanti
Lagi2 televisi, banyak orangtua yang mengeluhkan anaknya yang “kecanduan TV”, sulit
sekali melepaskan anak dari ketergantungan pada benda yang satu ini. Bahkan anak yang sulit bangun sekalipun akan bangun dengan cepat begitu mendengar soundtrack film kartun kesayangannya.
Kenapa anak kecanduan nonton tanyangan di Televisi?
Mencontoh orangtua
Kadang
orangtua memang perlu instrospeksi diri sebelum menjatuhkan kesalahan
pada anak. Coba Ibu atau bapak ingat2 berapa jam waktu yang dihabiskan
dalam sehari untuk nonton TV? Kalau orangtua lebih suka nonton TV
daripada baca buku atau beraktifitas bersama anak, maka jangan heran
kalau anak juga memilih TV sebagai kegiatan utamanya. Ingat loh anak
usia dini peniru ulung.
Tidak ada pilihan kegiatan
Karena
khawatir anak bermain diluar dengan teman yang belum tentu baik dan
pergaulan yang belum tentu benar, orangtua lalu merasa lebih aman jika
anaknya bermain didalam rumah. Sayangnya tindakan ini tidak dibarengi
dengan beragam aktifitas indoor yang edukatif akibatnya ya larinya ke
TV juga.
Kebiasaan
Biasanya karena ingin anak tenang saat makan, orangtua lalu menyetel TV. Lama2 secara tidak sadar anak lalu terikat pada TV.
Lalu bagaimana sebaiknya orangtua bersikap ?
Jadi teladan
Orangtua
yang lebih memilih membaca buku atau berinteraksi dengan anak diwaktu
luangnya daripada nonton TV bisa menjadi teladan atau contoh bagi anak
untuk melakukan hal yang sama. Akan mudah bagi kita melarang anak nonton
TV jika kita juga tidak menonton TV. Ingat loh anak usia dini itu
kritis, jika kita melarang nonton TV tapi kita sendiri nonton TV anak
pasti akan protes “ kok…kalo mama atau papa boleh sih…..”
Berikan alternatif kegiatan lain
Alternatif
kegiatan didalam rumah sebagai pengganti TV gak harus mahal kok, bisa
sederhana dan murah tergantung kreativitas kita. Bisa dengan membaca
buku, menggambar, bermain puzzle atau melakukan hal2 yang jarang
dilakukan tapi asik buat anak2 seperti beres2 kamar, merapikan rak
sepatu, mencuci piring, masak atau yang lainnya. Dari hal2 sederhana ini
banyak loh yang bisa diperoleh anak. Salah satunya melatih otot2 jari
tangan atau motorik halus.
Latih anak bersosialisasi
Dorong
anak untuk bermain bersama teman2 nya, jika kita khawatir boleh juga
mengajak teman2 main kerumah. Intinya adalah mengajarkan anak untuk
mengembangkan kemampuan sosialisasinya. Kemampuan sosialisasi penting
agar anak mudah beradaptasi nantinya.
Buat jadwal aktivitas harian anak
Sama
dengan jadwal sekolah, jadwal tidur siang, jadwal belajar maka nonton
TV pun ada jadwalnya. Tidak setiap saat bisa dengan mudah menyalakan TV
tapi harus ada waktunya misalnya setelah mandi sore atau setelah
belajar. Jadwal dibuat bersama dengan anak itu lebih baik agar anak
merasa keberadaannya dihargai.
Batasi waktu nonton
Walaupun
sudah terhadwal bukan berarti lalu bisa lama2 didepan TV ya, tetap ada
aturan waktu yang harus diikuti. Agar lebih mudah, patokannya tidak
lebih lama dari waktu yang digunakan anak untuk belajar. Kalau pada hari
sekolah sehari nonton TV 2 jam karena belajarnya 2 jam maka ketika
libur boleh ditambah 1 jam ( jangan lalu karena libur boleh nonton dari
pagi sampai malam ya, bisa2 kita akan kesulitan dalam menegakkan
disiplin). Ketika nontonpun tetap dampingi anak dan pilihkan tayangan2
yang memang bermanfaat dan cocok untuk usianya.
Konsisten
Konsisten
gak hanya buat anak tapi juga buat diri kita sendiri. Kalau anak hanya
boleh nonton TV selama 2 jam dijam sekolah maka dalam kondisi capek
pulang kerja atau tidak tetap harus diingatkan. Jangan karena hari ini
malas berdebat dengan anak lalu aturan jadi longgar. Jika kita hanya
membolehkan anak nonton TV selama 2 jam maka jangan habiskan waktu kita
berjam-jam didepan TV.
Letakkan TV pada tempat yang mudah diawasi
Jangan
meletakkan TV ditempat yang sulit diawasi apalagi dikamar pribadi anak.
Sebaiknya letakkan TV diruang keluarga sehingga mudah diawasi.
Sediakan waktu bersama anak
Agar
anak tidak terfokus pada TV maka lakukan aktifitas bersama anak seperti
makan bersama atau mengerjakan PR. Sisa waktu juga bisa digunakan untuk
ngobrol sehingga makin mempererat hubungan anak dengan orangtua.
Ada konsekuensi
Jika
anak melanggar kesepakatan yang sudah dibuat, maka jangan segan2
memberi sanksi. Bukan hukuman ya tapi lebih pada konsekuensi agar anak
belajar bahwa aturan memang harus ditaati. Bisa dengan mengurangi jam
nonton dalam sehari jadi satu jam saja atau tidak boleh nonton TV selama
seminggu jika pelanggarannya berat.
Semoga bermanfaat