Anak lebih cepat dewasa

Tanya:

Yth. Ibu Elga,

Anak saya perempuan usianya 3,5 tahun. Dia suka berpura—pura mengenakan pakaian dalam saya atau barang-barang saya yang lain, misalnya: alat-alat rias. Apakah hal ini normal Bu? Eyangnya khawatir ini tanda ia lebih cepat dewasa dibanding teman-teman usianya. Di sekolah saya amati dia lebih senang bermain dengan anak-anak TK dibanding bermain dengan teman-teman seusianya. Kalau saya nguping obrolan mereka kadang suka tercetus kata-kata yang ada sinetronnya yang tidak pas untuk anak-anak. Apa hal ini tidak berbahaya bagi anak? Mohon sarannya.

Terimakasih.

Bu Widji di Banguntapan

Yth. Bu Widji,

Anak di usia 3 tahun belajar cara meniru hal-hal yang ia lihat sehari-hari, terutama dari model orang terdekat yaitu orangtua. Kemungkinan besar anak ibu senang dengan kegiatan bermain peran. Saat ia bermain peran, ia berperan menjadi seperti ibu dan melakukan hal-hal rutin seperti yang ia lihat dari ibu sehari-hari. Hal ini sangat wajar dan malah kegiatan bermain peran memberi banyak manfaat bagi perkembangan anak. Kegiatan main peran bisa memperkaya kosakata anak, belajar beragam keterampilan motorik halus juga berempati. Agar eksplorasi main perannya bisa beragam dan semakin luas, ibu bisa memberikan alat-alat lainnya kepada anak, misalnya: beberapa alat masak yang aman yang ada didapur atau alat-alat kerja yang biasa digunakan ibu atau ayah bekerja. Obrolan anak yang bernuansa sinetron kemungkinan besar juga di dapat dirumah.

Sekolah memang menjadi tempat bertukarnya budaya dan kebiasaan keluarga yang dibawa oleh masing-masing anak dari rumah. Bila ibu merasa tidak nyaman dengan gaya dan kosakata yang dimunculkan oleh anak, utarakan hal itu kepada anak. Ajak anak untuk membicarakannya dan jelaskan alasannya mengapa, misalnya; bisa jadi itu kata yang kasar, kata yang tidak sopan, kata yang tidak menyenangkan bagi orang lain, atau kata yang anak sesungguhnya tidak mengerti artinya sehingga sebaiknya tidak perlu digunakan. Seimbangkan pengalaman anak dengan mengajak ia membaca cerita-cerita dongeng klasik yang popular. Dengan begitu anak memiliki referensi lain yang bisa ia gunakan saat ia ingin bermain peran.

Salam, Elga Andiana.

Harian Jogja, 10 Mei 2009

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *