Trauma kepleset

Tanya.

Yth. Bu Elga

Anak saya, perempuan 4 tahun, belum lama ini terpeleset di kolam renang. Ia terjatuh dengan posisi terlentang dan kpalanya membentur lantar. Ibu saya yang tidak terima dengan kejadian tersebut marah besar kepada petugas yang ada saat itu.

semenjak kejadian itu, anak saya tidak mau melakukan kegiatan fisik. Dirumah ia tidak mau lagi main sepeda, di sekolah, ia tidak mau meniti papan titian, tidak mau merangkak, tidak mau melompat-lompat. Berapa lama anak bisa sembuh dari trauma seperti ini? Apa yang saya bisa lakukan agar anak cepat pulih dan mau berkegiatan fisik lagi?

terimakasih (Bu Wanda)

Jawab.

Yth. bu Wanda

Lama waktu anak pulih dari trauma tidak bisa ditentukan scara pasti. Lama dan sebentarnya sangat tergantung pada dukungan lingkungan dan faktor dalam diri anak. Dukungan lingkungan misalnya; kata-kata yang menenangkan, kata-kata yang mendorong keberanian anak, atau kesempatan-kesempatan untuk mencoba lagi. Sementara, faktor dari dlam diri si anak misalnya adalah kematangan emosi anak dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Agar anak ,merasa nyaman, usahakan untuk memberikan waktu kepada anak sesuai kesiapannya. Artinya, anak sebaiknya tidak dipaksa-paksa agar segera mau berkegiatan fisik. Ajak anak untuk melakukan kegiatan fisik yang sifatnya sangat rekreatif dulu tanpa gerak fisik yang mencolok, misalnya menggelindingkan bola.

Ajak anak untuk mengungkapkan apa yang ia khawatirkan. Bekali ia dengan pemahaman bahwa setiap aktifitas memiliki ‘risiko’ namun ia bisa mengantisipasi dan menjaga diri dengan cara-cara yang sederhana, misalnya tidak berayun terlalu tinggi saat main ayunan, mengenakan sandal jika lantai licin.

jika anak sudah mau berkegiatan fisik, penting juga untuk menjaga respon orang dewasa saat muncul kejadian-kjadian yang tidak diinginkan. Respon orang dewasa ikut mempengaruhi cara anak mengelola kejutan yang dialaminya. Jika kita merespon dengan panik atau marah maka kemungkinan anak mengembangkan kecemasan lebih besar dibandingkan bila orang dewasa menenangkan dan mengajak anak menganalisi situasi penyebab kecelakaaan.

Salam, Elga Andriana

Artikel ini pernah dipublikasikan di Harian Jogja, 29 April 2009

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *