Yth. Pengasuh rubrik
Anak saya laki-laki usianya 2,5 tahun dan sudah beberapa bulan ini ikut kelompok bermain. Kebiasaan buruknya yang semakin sering muncul adalah menghisap jempol. Setiap kali marah atau menangis dia mengisap jempol bahkan sampai tertidur dan sambil tidur masih mengisap jempol. Giginya sudah mulai kelihatan maju karena seringnya menghisap jempol. Bagaimana caranya menghentikan kebiasaan anak menghisap jempol?
Terimakasih (Bu Tutuk, Jogja)
Yth. Bu Tutuk,
Menghisap jempol merupakan satu cara bagi anak untuk mendapatkan rasa aman. Menghisap jempol juga sumber rasa nyaman saat anak merasa lelah, lapar, resah, maupun bosa. Biasanya kebiasaan ini hilang di usia sebelum satu tahun, namun sebagian anak masih melakukannya hingga usia 3 tahun. Kebiasaan ini sebenarnya hal yang wajar karena anak sedang berusaha mengembangkan kemandirian dan kontrol diri. Namun perhatikan juga apakah kebiasaan anak menghisap jempol menghambat perkembangan bicarany, membuat malas makan atau menghalangi dia untuk menggunakan tangannya untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
Yang perlu diantisiapasi adalah tidak terlalu menekan anak untuk menghilangkannya karena bisa jadi justru semakin meningkatkan keinginan menghisap jempol karena anak merasa tertekan. Teknik mengalihkan bisa dicoba dengan memperhatikan kapan perilaku menghisap biasanya muncul. Hal ini untuk mencari sumber pencetus perilaku.Misalnya saja, ketika anak merasa cemas dan akan menghisap jempol beri dia pelukan, kata-kata yang menenangkan atau nyanyian untuk mengalihkannya. Ketika anak marah dan akan menghisap jempol, putarkan musik atau ajak dia bermain cat dengan tangannya. Jika anak menghisap jempol karena kelelahan atau kondisi lapar, cermati jam biologisnya sehingga anak mendapat asupan gizi, minum yang cukup dan istirahat yang cukup. Karena menghisap jempol erat kaitannya dengan rasa aman dan nyaman, dampingi anak untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang disukainya sebagai sumber rasa senang dan menimbulkan rasa percaya diri.
Salam, Elga Andriana.
Artikel ini pernah dipublikasikan di Harian Jogja, 5 April 2022