Tanya:
Mabak, anak saya saat ini berusia 6 tahun. Dia senang sekali menonton TV. Sesungguhnya ini juga agak menguntungkan saya karena saat dia menonton TV saya bisa melakukan banyak hal di rumah tanpa harus terganggu oleh anak. Masalahnya sekarang TV sudah seperti candu baginya, sehingga kegiatan apapun dilakukan di depan TV, bahkan disuruh mandi susah sekali. Perilaku anak saya juga mengikuti tokoh-tokoh di film yang ada di TV. Sebetulnya bagaimana saya harus mengatur agar TV tidak memberi pengaruh buruk pada anak saya?
Ibu Zein (Sleman)
Jawab:
Ibu Zein yang baik, TV memang memiliki dampak baik positif dan negative. Dampak positifnya anak bisa mendapat wawasan tentang hal-hal yang berada jauh di luar sana. Misalnya pengetahuan tentang Binatang, budaya, kondisi alam, dan sebagainya. Dampak negatifnya anak mendapat informasi yang kurang aman untuk usianya, meniru adegan yang tidak patut, dan juga berpengaruh terhadap gangguan kesehatan lain: mata, tulang punggung. Ditambah lagi resiko anak menjadi kurang bersosialisasi. Jika ibu ingin menhindari atau mengurangi resiko tersebut, adanya aturan-aturan menjadi kuncinya. Untuk membuat aturan tersebut ibu perlu melibatkan anak, misalnya jam berapa saja boleh menonton TV sebaiknya tidak lebih dari 2 jam sehari. Mengalihkan perhatian anak yang terus menerus kepada media TV bisa juga dilakukan dengan menyediakan kegiatan yang lain yang sama menariknya dengan TV. Untuk ini ibu perlu kreatif mengajak anak bermain.
Permainan yang bisa membuat anak asyik biasanya merupakan permainan yang bisa dibongkar pasang, di utak-atik sehingga menantang anak untuk berkonsentrasi dalam waktu cukup lama. Mengajak anak tetangga untuk bermain dirumah ibu juga bisa jadi pengalih TV yang efektif. Tentu saja ini beresiko membuat rumah sedikit berantakan dari biasanya. Tapi dibanding aktivitas menonton TV sendiri dan terus-menerus, bermain dengan teman jauh lebih bermanfaat dan aman untuk buah hati ibu. Semoga bermanfaat.
Harian Jogja, 1 November 2009