Mempersiapkan anak nyantri

Oleh Herlita Jayadianti (Koord. Divisi Media Kampanye ECCD-RC)

Pendidikan pesantren tidak jauh berbeda dengan Pendidikan pada umumnya, santri yang mondok juga diberi Pendidikan formal, bisa sosialisasi juga, bisa berkegiatan juga layaknya anak-anak lain bahkan ada program keterampilan yang bisa mendorong anak makin kreatif. Bedanya siswa yang bersekolah disini atau disebut juga nyantri dapat Pendidikan kepesantrenan yang menekankan pada penguasaan membaca, menghafal dan mendalami Alquran, serta pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan lebih mandiri, sebab harus mondok dan tinggal jauh dari orangtua.

Berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan orangtua sebelum memutuskan untuk melepas buah hati tercinta nyantri.

  • Siap jauh dari anak. Orang tua juga perlu mempersiapkan mental untuk ikhlas dan tenang melepas buah hati tercinta.
  • Siap menjalin Kerjasama yang baik dan berkesinambungan dengan pesantren. Kita tidak bisa memasrahkan anak secara penuh pada pesantren, ini mungkin yang harus diingat orangtua sebelum memutuskan untuk memasukkan anak ke pesantren. Ya pesantren adalah tempat yang tepat, tapi yang harus kita sadari meskipun kita merasa sudah menitipkan anak di tempat yang tepat, pesantren tidak akan bisa ‘mendandani’ anak sepenuhnya. Tempat tersebut hanya fasilitas sementara hasil akhir ditentukan oleh lingkungan keluarga. Kerjasama yang baik antara orangtua dan pesantren perlu dijalin agar program dan materi yang diajarkan bisa berkesinambungan.
  • Keinginan nyantri harus muncul dari anak. Pilihan untuk nyantri sebaiknya memang mucnul dari anak bukan atas paksaan orangtua maupun lingkungan, paksaan atau bukan atas dasar keinginan sendiri hanya akan buat anak merasa ‘dibuang/dijauhkan’  dan ‘tidak disayang’ lalu dampaknya jadi  nggak dekat dengan keluarga.
  • Cari informasi pesantren anak yang ramah anak. Sebaiknya orangtua juga perlu tahu kondisi pesantren sebelum memutuskan melepas anak untuk nyantri. Pilihan pesantren yang mendukung anak mengembangkan segala potensi, bakat dan minatnya. Pesantren tetap bisa menjadi tempat yang menyenangkan buat anak jika di tempat ini anak diberi kebebasan untuk mengembangkan minat dan bakatnya. Semoga bermanfaat.

Harian Jogja, 9 September 2009

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *